Solid Berjangka Semarang | Ekonomi Indonesia bisa menjadi yang terbesar kelima di dunia di masa depan. Namun Indonesia harus berhasil dulu menangani dampak penyebaran virus Corona yang terjadi saat ini.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan penanganan COVID-19 tahun ini menjadi kunci pemulihan ekonomi nasional di tahun-tahun berikutnya.
“Kerja keras penanganan COVID-19 2020 akan sangat menentukan pemulihan di tahun-tahun berikutnya,” kata Febrio dalam keterangan resminya, Jakarta, Kamis (23/7/2020).
Potensi ekonomi nasional yang menjadi terbesar kelima juga diprediksi oleh World Bank (WB/Bank Dunia) berdasarkan data produk domestik bruto-paritas daya beli. Bank Dunia memprediksi, Indonesia akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar kelima di tahun 2024.
Pada tahun 2024, secara umum akan terjadi pergeseran susunan perekonomian terbesar di dunia. Asia akan semakin mendominasi posisi lima teratas, menggeser posisi beberapa negara Eropa. Setelah China dan Jepang, Indonesia dan India diprediksi menggantikan posisi Inggris dan Jerman.
Selain basis 2020 yang penting, dikatakan Febrio salah satu alasan di balik pergeseran dominasi ekonomi ini adalah pertumbuhan kelompok kelas menengah di Asia.
“Selain kelas menengah, sisi demografi juga berkontribusi positif pada pergeseran dominasi Asia,” ujarnya.
Menurut World Economic Forum, di saat pertumbuhan ekonomi China diprediksi melandai dan seiring populasi penduduknya yang menua, Indonesia, Filipina, dan Malaysia justru diharapkan menjadi champion perekonomian Asia dengan motor pertumbuhan berupa meningkatnya angkatan kerja.
Lebih lanjut Febrio mengatakan, perkiraan susunan ekonomi terbesar di dunia tersebut menggunakan perbandingan proyeksi pertumbuhan ekonomi beberapa tahun ke depan, termasuk tahun 2020 serta proses pemulihan ekonomi di tahun-tahun berikutnya. Berdasarkan proyeksi Bank Dunia dan IMF, beberapa negara dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di tahun 2020 diprediksi akan mengalami pertumbuhan negatif, seperti Amerika Serikat (AS) minus 6,1% (yoy), Jepang minus 6,% (yoy), Jerman minus 7,8% (yoy), dan Brasil minus 8,0% (yoy).
Sementara prediksi pertumbuhan ekonomi negara-negara Asia tahun 2020 juga sangat rendah, hanya ada tiga negara diperkirakan tumbuh negatif, yaitu Malaysia minus 3,1% (yoy), Thailand minus 5,0% (yoy), dan Filipina minus 1,9% (yoy).
Sedangkan untuk Indonesia dan China diprediksi juga tertekan, di mana ekonomi Indonesia tidak mengalami pertumbuhan atau berada di level 0% (yoy) dan China tumbuh 1,0% (yoy).
“Prediksi ini perlu kita syukuri dan perlakukan sebagai motivasi bagi Indonesia. Pemerintah harus terus melakukan kebijakan yang tepat dalam rangka penanganan pandemi COVID-19 serta pemulihan ekonomi nasional,” katanya.
“Dengan demikian, diharapkan dampak krisis dapat diminimalisir, perekonomian segera bangkit, dan Indonesia dapat terus merealisasikan aspirasinya menjadi perekonomian besar dan maju di dunia,” tambahnya.
sumber : detik.com – Solid Berjangka