PT Solid Gold Berjangka Semarang | Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan 0,5% ke 1-1,25%. Hal ini dilakukan sebagai langkah antisipasi menghadapi wabah corona yang terjadi di sejumlah negara.
Mengutip Reuters dolar AS tercatat Rp 14.058 menguat dibandingkan hari sebelumnya. Rupiah perkasa terhadap dolar AS.
Kepala Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI) Nanang Hendarsah menjelaskan pemangkasan Fed Fund Rate (FFR) menimbulkan aksi jual di pasar saham AS. Pasar menilai langkah The Fed belum cukup dengan narasi yang kurang tegas, namun di pasar Asia justru mendorong harga saham dan obligasi.
“Hal ini membuat dana asing kembali, termasuk ke Indonesia. Sejumlah investor asing termasuk real money investor mulai kembali membeli surat utang negara (SUN),” kata Nanang dalam keterangannya, Rabu (4/3/2020).
Dia mengungkapkan, hari ini yield SUN turun signifikan. Seperti SUN seri FR 82 (benchmark 10 tahun) turun drastis dari 6,77% ke 6,54% dan terakhir closing di 6,45%
Nanang mengungkapkan pertama dengan yield US Treasury Bond 10 tahun menyentuh 0,90% menjadikan spread dengan yield SUN melebar menjadi 570 bps. Kedua, investor mengantisipasi penurunan suku bunga kebijakan di Indonesia sehingga berusaha lock up yield yang saat ini masih tinggi (6,45%), yang diperkirakan akan terus turun ke 6%.
“Sebagaimana kami sampaikan sebelumnya, pelepasan SUN pada sejak pekan terakhir Januari 2020 pada saat mulai mewabahnya virus corona merupakan aksi untuk menyelamatkan aset (play to safety) oleh investor portofolio asing ke aset yang dianggap aman seperti US Treasury Bond, tanpa melihat tinggi nya imbal hasil. Itu hal yang wajar pada saat kondisi pasar panik. Tetapi pada titik tertentu investor akan kembali ke perbedaan imbal hasil,” ujar dia.
Menurut Nanang, apalagi bila bank sentral negara maju terus merespons dengan penurunan suku bunga dan menggelontorkan likuiditas seperti yang saat ini dilakukan ECB dan BOJ maka likuiditas global akan kembali berlimpah yang tentunya perlu diversifikasi portofolio.
Aliran modal masuk ke SUN hari ini, menurut dia tentunya mendorong juga pasokan valas ke pasar sehingga Rupiah menguat. Bank Indonesia berada di pasar valas secara terukur terutama pada waktu waktu di mana pasar mengalami mismatch pasokan dan permintaan valas.
“Sementara karena arus modal asing ke pasar SUN hari ini cukup besar maka BI tidak berada di pasar namun tetap stay alert dan siap merespons karena sentimen pasar dalam kondisi saat ini bida berubah sangat cepat dalam hitungan jam,” jelasnya.
sumber:detik.com – PT Solid Gold Berjangka